Dalam menentukan penataan cahaya dalam ruangan rumah harus ada perhitungan dan penempatan titik lampu yang cermat, dan bila penempatannya benar akan menghindarkan Anda dari konsumsi listrik berlebihan. Ada dua hal yang biasanya menjadi perhatian orang saat menata pencahayaan untuk rumah mungil, biaya dan daya. Sebelum menata pencahayaan, hal pertama yang perlu dilakukan adalah menghitung alokasi daya untuk pencahayaan.
Besar alokasi daya untuk pencahayaan di suatu ruangan dipengaruhi oleh banyaknya aktivitas di ruangan tersebut. “Kita ambil contoh ruangan seluas 20m², yang dimanfaatkan untuk ruang keluarga dan ruang makan. Katakanlah daya yang dialokasikan adalah 300 watt. Besar daya 300 watt tadi kemudian dibagi untuk tiap fungsi ruang, ruang keluarga dan ruang makan, masing-masing mendapat alokasi daya sebesar 150 watt. Daya yang sudah dialokasikan tadi akan dibagi lagi sesuai jumlah titik lampu, yang disesuaikan dengan aktivitas kita di ruangan tersebut.
Setelah pembagian daya, berikutnya kita buat pengelompokan lampu. Untuk satu ruangan biasanya dibuat dua sampai tiga kelompok lampu, yang masing-masing dikendalikan satu stop kontak. Misalnya, satu stop kontak mengendalikan lampu-lampu aksen, stop kontak lain dibuat untuk mengendalikan lampu ambience. Pengelompokkan lampu akan mempermudah kita mengendalikan lampu mana yang tetap nyala saat aktivitas di ruangan sedang, dan mana yang tidak. Jika di ruang keluarga aktivitas sedang tinggi, dan lampu menyala semua, artinya daya yang dgunakan adalah 150 watt, usahakan daya yang dihabiskan untuk pencahayaan ruang makan lebih rendah, 50 watt misalnya. Dengan cara mematikan sebagian kelompok lampu yang tidak terlalu diperlukan, lampu-lampu aksen misalnya. Sebaliknya pun demikian. Jika di ruang makan, aktivitas sedang tinggi, matikan lampu-lampu yang tidak diperlukan di ruang keluarga.
Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien pemantulan antara 5-90%
c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.
3. Tips Pencahayaan Ruangan
Sirkulasi udara dan pencahayaan sangat utama dalam kebutuhan ruang di dalam rumah, supaya tercipta rumah sehat yang sejuk dan nyaman bagi penghuninya. Untuk menciptakan sirkulasi udara yang sehat dan pencahayaan yang cukup maka sebelum membangun rumah ada baiknya kita menata ruang sehingga kebutuhan pencahayaan dan sirkulasi udara di dalam ruang bisa terpenuhi.
Banyaknya keuntungan dari terciptanya sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup di dalam rumah diantaranya adalah Efisiensi Listrik, jika di dalam rumah kita pencahayaan sudah memenuhi syarat pada tiap-tiap ruang maka pemakaian lampu pada siang hari bisa di minimalkan. Hal ini yang bisa diartikan menghemat biaya listrik pada rumah.
0 Response to "Tips Pengaturan Pencahayaan Ruangan Rumah"
Post a Comment